OPINI: Gaya Hidup Sehat di Era Modern: Perlindungan Diri dari Ancaman Polusi Udara”

Monday, 9 June 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Newsline.id, Di era modern ini, tantangan terhadap kesehatan manusia semakin kompleks. Perkembangan teknologi dan urbanisasi yang cepat memang membawa berbagai kemudahan, namun secara bersamaan juga menciptakan risiko-risiko baru, salah satunya adalah gaya hidup yang cenderung pasif dan paparan polusi udara yang semakin tinggi. Akibatnya, menjaga kesehatan melalui gaya hidup sehat bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Gaya hidup sehat mencakup berbagai aspek, mulai dari pola makan seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, hingga pengelolaan stres yang baik. Menurut dr. Reisa Broto Asmoro, gaya hidup sehat adalah salah satu kunci utama dalam mencegah berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, yang semakin banyak menyerang kelompok usia produktif. Hal ini diperkuat oleh data dari WHO yang menunjukkan bahwa sekitar 71% kematian global disebabkan oleh penyakit tidak menular, yang umumnya dipicu oleh gaya hidup buruk.

Salah satu faktor eksternal yang memperparah ancaman kesehatan di era modern adalah polusi udara. Polusi udara bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia. Partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5 dapat masuk ke dalam paru-paru dan aliran darah, menyebabkan peradangan kronis, gangguan jantung, hingga kanker paru-paru. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bahwa kualitas udara buruk telah terbukti meningkatkan angka kejadian penyakit saluran napas, terutama pada anak-anak dan lansia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Paparan polusi udara juga memengaruhi sistem kardiovaskular. Berdasarkan penelitian Lembaga Biomedis Nasional, partikel halus dalam udara dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi. Ini berarti individu yang sudah memiliki gaya hidup tidak sehat menjadi dua kali lipat lebih rentan jika juga terpapar udara yang tercemar. Gaya hidup sehat, dalam konteks ini, menjadi bentuk perlindungan internal yang sangat penting.

Selain itu, polusi udara juga terbukti berdampak pada kesehatan mental. Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Health Perspectives menyebutkan bahwa individu yang tinggal di lingkungan dengan kualitas udara buruk memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi. Ini memperkuat pentingnya tidak hanya menjaga fisik, tapi juga kesehatan mental melalui gaya hidup sehat, seperti olahraga dan mindfulness.

Ibu hamil dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap dampak polusi. Penelitian oleh UNICEF menunjukkan bahwa paparan udara tercemar selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau berat badan rendah. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan kualitas udara buruk juga cenderung mengalami penurunan fungsi paru-paru dan keterlambatan perkembangan kognitif. Maka dari itu, menciptakan pola hidup sehat dalam keluarga sangatlah penting untuk menjaga generasi masa depan.

Menariknya, gaya hidup sehat tidak hanya memberikan manfaat individu, tapi juga berdampak kolektif terhadap lingkungan. Misalnya, dengan beralih ke transportasi aktif seperti berjalan kaki atau bersepeda, kita tidak hanya membakar kalori, tetapi juga mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor. Dengan kata lain, gaya hidup sehat dapat menjadi bagian dari solusi terhadap krisis polusi udara.

Peran pemerintah dan lembaga kesehatan juga tidak kalah penting. Menurut Prof. dr. Ari Fahrial Syam, Dekan FKUI, perlu adanya sinergi antara kebijakan kesehatan masyarakat dan kampanye kesadaran gaya hidup sehat. Tanpa dukungan sistemik, masyarakat sulit mengakses ruang terbuka hijau, makanan sehat yang terjangkau, atau informasi akurat tentang bahaya polusi udara.

Teknologi di era digital juga bisa menjadi alat bantu. Aplikasi pemantau kualitas udara, panduan nutrisi, dan layanan kesehatan daring dapat mendorong masyarakat lebih sadar terhadap kesehatannya. Namun, kesadaran individu tetap menjadi kunci utama. Tanpa kemauan untuk berubah, segala fasilitas tidak akan memberikan dampak berarti.

Di Indonesia sendiri, kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta sudah melampaui ambang batas aman WHO. Data Air Quality Life Index (AQLI) dari University of Chicago menunjukkan bahwa polusi udara di ibu kota bisa mengurangi harapan hidup warganya hingga dua tahun. Ini bukan lagi isu lingkungan semata, melainkan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius.

Pendidikan menjadi fondasi penting dalam mengubah paradigma ini. Dengan menyisipkan materi gaya hidup sehat dan dampak polusi udara ke dalam kurikulum sekolah, anak-anak bisa tumbuh dengan kesadaran sejak dini akan pentingnya menjaga tubuh dan lingkungan. Edukasi publik juga harus dilakukan secara terus-menerus melalui berbagai media.

Dalam jangka panjang, riset dan inovasi menjadi alat utama untuk menanggulangi ancaman kesehatan akibat polusi. Pengembangan teknologi pemurni udara, sistem transportasi hijau, dan makanan fungsional dapat membantu meningkatkan ketahanan tubuh manusia terhadap paparan buruk lingkungan. Namun, semuanya kembali lagi pada perilaku individu.

Mengubah kebiasaan memang tidak mudah. Tapi dengan pendekatan bertahap dan konsisten, masyarakat dapat mulai mengadopsi kebiasaan-kebiasaan sederhana seperti minum air putih cukup, berjalan kaki 30 menit per hari, atau menghindari konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak trans dan gula tambahan. Langkah kecil ini, jika dilakukan secara konsisten, mampu memberikan dampak besar terhadap kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Selain itu, penting juga untuk mengurangi paparan polusi udara dengan cara sederhana seperti menggunakan masker saat kualitas udara memburuk, memanfaatkan transportasi umum untuk mengurangi emisi kendaraan, serta mendukung penghijauan di lingkungan sekitar. Kombinasi antara perubahan gaya hidup dan kesadaran terhadap lingkungan akan menjadi fondasi kuat dalam membangun masyarakat yang lebih sehat, tangguh, dan berdaya tahan terhadap berbagai risiko kesehatan di era modern ini.*

Penulis: Mariano Eka. P Modo

Berita Terkait

OPINI: Mengenal Kampung Golow Wunis dan Suweng di Kecamatan
Demokrasi dan Tanggung Jawab Rakyat: Memilih dengan Hati Nurani
Pulau Kera, Pulau yang Menulis Perlawanan dengan Warna
Opini: Makna Ziarah Bersama Umat KBG St. Maria Golo Suweng 2
Transformasi Digital di Perguruan Tinggi: Menyongsong Indonesia Emas 2045
Asap Putih Mengepul: Paus Baru Telah Terpilih di Vatikan
Menguatkan Peran dan Kesejahteraan Perawat demi Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik
Hari Pertama Misa Pembukaan Konklaf Digelar di Vatikan, Umat Katolik Dunia Menanti Paus Baru

Berita Terkait

Monday, 9 June 2025 - 20:31

OPINI: Gaya Hidup Sehat di Era Modern: Perlindungan Diri dari Ancaman Polusi Udara”

Monday, 9 June 2025 - 12:40

OPINI: Mengenal Kampung Golow Wunis dan Suweng di Kecamatan

Sunday, 8 June 2025 - 14:56

Demokrasi dan Tanggung Jawab Rakyat: Memilih dengan Hati Nurani

Saturday, 31 May 2025 - 00:29

Pulau Kera, Pulau yang Menulis Perlawanan dengan Warna

Saturday, 24 May 2025 - 20:56

Opini: Makna Ziarah Bersama Umat KBG St. Maria Golo Suweng 2

Berita Terbaru